Semarang, Sebuah Kota di Tengah Pulau Jawa yang Mempesona (Day 1)

Long weekend kali ini bertepatan dengan Tahun Baru Imlek 2018 Year Of The Dog, tak banyak pertimbangan lagi aku langsung memilih berlibur di kota yang belum pernah aku kunjungi sekaligus berbau-bau keturunan Tionghoa. Yap, Kota Semarang namanya, Kota yang terkenal dengan kuliner lumpia dan Gedung Peninggalan Belanda berbau mistis , Lawang Sewu. Tujuan liburan di Semarang kali ini menggunakan gaya backpacking dan aku juga penasaran sama kulinernya. Hemat bukan berati ngirit ya, tetep keluar duit kok tapi lebih diatur aja buat apa aja.

Suasana siang hari di depan Lawang Sewu

Ku gerakkan jari jariku untuk memesan tiket kereta api via KAI karena aku sangat suka berlibur menggunakan kereta api. Selain waktu tempuh lebih cepat dan harganya lebih murah dari bis, dengan naik kereta api saya tidak perlu menahan buang air kalau sudah saatnya 'ditunaikan' hehehe. Harga tiket kereta api dari Stasiun Surabaya Pasar Turi (SBI) - Semarang Tawang (SMT) adalah Rp. 49.000,- terjangkau bukan?. Saya mengambil waktu keberangkatan paling pagi dengan Kereta Ekonomi Maharani pukul 06.00 WIB. FYI, kereta api jaman now sangat berbeda dengan jaman old, karena kereta api sekarang sudah ber AC di setiap gerbong, kebersihan terjamin hingga ke toilet, tidak ada pedangan yang berjualan didalam gerbong, eh tapi kalau lapar gimana dong? Sans, ada petugas dari KAI yang menjajakan makanan ringan hingga berat ke setiap gerbong dan tidak menganggu sama sekali. Jadi tidak ada alasan untuk tidak traveling menggunakan KERETA API INDONESIA.




Stasiun Tawang
5 jam sudah aku berada di Kereta Maharani, akhirnya sampai juga di Stasiun Semarang Tawang. Sebenarnya kereta mengalami keterlambatan karena rel kereta dari Stasiun Alastua menuju Stasiun Tawang terendam banjir walhasil kereta bisa melintas tetapi dengan kecepatan yang sangat rendah buat hindarin kecelakaan. Ternyata Semarang Kaline ( Sungai ) benar - benar banjir. Semarang mempunyai 2 Stasiun besar yang umum menjadi tujuan berhenti yaitu Stasiun Tawang dan Stasiun Poncol, kalo lihat jarak ke penginapan 2 stasiun ini sama dekatnya, jadi aku ambil stasiun tawang untuk berhenti. Perjalanan 5 jam tanpa sarapan bukanlah hal yang mudah apalagi bagi saya yang doyan jajan. Hal pertama yang aku cari adalah MC Donalds. kok ga cari makanan khas sih? iya mau cari tapi masih bingung dimana yang enak dan emang sering ke MCD jadi kesana aja dulu. MCD paling dekat dengan Staisun Tawang ada di Pandanaran. Naek apa kesana? Jawaban milenials seperti aku adalah Ojek Online. Puja Milenials dengan segala kemudahannya.
Sleep and Sleep Capsule Semarang
Hostel tepat sebelah Universitas AKI jadi strategis
Perut sudah kenyang, saatnya tidur haha (becanda). Karena dari Surabaya saya belom mandi, jadi tujuan terbaik adalah ke penginapan. Rumus Travelingku adalah Irit Hotel, Boros Makan. Maksudnya? Karena setiap aku traveling tidak ada sponsor maka dari itu aku harus melakukan penyeimbangan budget. Bagiku gamasalah tidur di tempat yang sederhana asalkan nyaman tapi makan harus terjamin, ga ada yang namanya hemat makan selama liburan, kalo makan dihemat ntar sakit yang rugi aku sendiri gabisa nikmatin liburannya. Kalian boleh tiru gaya liburan aku dan rasakan sendiri sensasinya. Tidurnya dimana kanda? ya di kasur lah masak di lantai (canda lagi). berkat kemudahan teknologi, aku sangat terbantu dalam mencari hostel yang pas. Aplikasi andalanku saat liburan adalah Traveloka, aku nemuin hostel dengan gaya Jepang yang biasa disebut Capsule Hostel. Sleep and Sleep Capsule Semarang pilihan yang tepat. Lokasi dekat dengan Stasiun Tawang dan POncol, Kota Lama, dan juga Halte Trans Semarang.

Tujuan wisata pertamaku adalah Kota Lama, lokasinya ada di Jalan Letjen Suprapto cuma jalan 10 menit dari hostel udah nyampe. Kenapa mesti jalan kaki? Prinsip backpacker adalah jika lokasi yang dituju dekat biasakanlah jalan kaki. Kalo menurutku 1-2 km kuatlah kalo dibuat jalan. Capek dong? iya tapi seru, banyak yang akan kalian dapetin dengan jalan kaki di kota orang lain yang belum kalian kunjungi. Kalian akan melihat aktifitas warga lokal dan bangunan kota tersebut yang pastinya jarang kalian lihat di kota kalian sendiri. Dapet banyak pengalaman dari backpacking bisa menjadi guru terbaik bagi kalian nanti. DI Kawasan Kota Lama Semarang banyak sekali tempat yang seru untuk dikunjungi. Ada beberapa tujuan yang mainstream dikunjungi disini. Gereja Blenduk, Spiegel Bar and Resto, Pasar Barang Kuno disini kalian bisa nemuin barang-barang unik dan antik mulai dari uang koin, setrikaan pake areng,kamera jadul pokoknya barangnya banyak banget lah, 3D Trick Art Semarang. Sayangnya aku cuma jalan jalan di luar lokasi itu karena Gereja Blenduk sedang ada peribadatan sehingga yang tidak berkepentingan dilarang masuk, Spiegel Bar and Resto punya range harga makanan yang pricey menurutku yang ga cocok dengan gaya liburanku kali ini, 3D Trick Art Semarang dengan tiket masuk yang juga cukup mahal karena didalam sana kegiatan yang dilakukan adalah berfoto-foto saja. Hunting foto diluar gedung 3D Trick Art Semarang juga bisa kok, spotnya ga kalah cetar dan mirip seperti di Penang, Malaysia.



#ootd

Follow me on Instagram @yakandani


Gereja Blenduk alias GBIP Immanuel


Kawasan Kota Lama yang Instagramable
Spiegel Bar and Resto


Waktu yang tepat untuk jalan jalan di kawasan Kota Lama Semarang adalah pagi hari ataupun sore hari, melihat Kota Lama di daerah Semarang Utara otomatis dekat dengan laut jadi disini panas berangin. Buat kalian yang ga terbiasa dengan cuaca panas ala pesisir disarankan pake pelindung kepala. Kalo buat aku cuaca di Semarang persis sekali dengan Surabaya jadi aku udah terbiasa. Outfit yang pas untuk liburan yang simple aja, cari bahan celana/baju yang nyerep keringet dan ga tebel-tebel amat. Oiya, di Semarang sudah ada Bus Trans Semarang, mirip Busway di Jakarta tapi ga pake jalur khusus jadi jalurnya campur dengan pengguna jalan lain. Sekali naik Trans Semarang aku harus bayar Rp. 3500,- buat kalian pelajar dan mahasiswa ada harga khusus yaitu Rp. 1000,- tapi tarif ini tidak berlaku saat weekend. Tiket yang kalian beli berlaku sekali jalan hingga tujuan yang dituju, meskipun harus oper bus dan halte. Tips: Perbanyaklah bertanya pada warga sekitar untuk urusan transportasi umum karena ini merupakan kendaraan kalian waktu di kota orang. Jangan ngandelin Gmaps, aku juga pake kok gmaps tapi kalo waktu jalan kaki aja.

Bersih sekali bis nya


Bapak supir keliatan capek dengan kemacetan Semarang
Wujud dari Bus Trans Semarang
Credit by Google
Halte Trans Semarang, Ada yang warna ijo ada yang merah
Tujuanku ke Semarang salah satunya adalah Wisata Kuliner, jadi malam hari adalah waktu yang pas buat berburu kuliner khas Kota Lumpia, tapi sayangnya kemaren aku belum sempet cobain lumpia semarang karena lagi-lagi bingung dengan pilihan lumpia yang sangat banyak dan ga ada yang rekomendasi lumpia mana yang wajib untuk dicoba. Buat kalian yang tau lumpia mana yang enak dan wajib dicoba boleh di share tempatnya di kolom komentar biar ada alasan balik lagi ke Semarang. Berdasarkan hasil dari Google, akhirnya aku mencoba kuliner pertama di Semarang. Nasi Ayam Bu Pini, lokasinya di Jalan Pemuda persis di depan Paragon Mall. Kenapa kok milihnya disana? karena waktu itu emang mau nonton Black Panther XXI Paragon jadi cari yang deket aja. Kebiasaan aku kalo lago liburan di luar kota adalah membandingkan Bioskop dan sensasi nonton di Kota orang. Entah itu unik atau aneh tapi itu yang aku lakuin selama di kota itu ada bioskop sih. Kembali ke Laptop eh salah ding Nasi Ayam Bu pini, ternyata Google ga bohong, kalo kalian pernah makan Nasi Pedas Bu Handika yang ada di Kuta, Bali, bentuk porsi nasi ayam nya mirip. Yang membedakan disini pake sayur pepaya muda sebagai sayur dan sambelnya, jadi kalo kalian pesen pedes sekali, sayur pepayanya dibanyakin dan juga sebaliknya. Harganya sangat bersahabat, seporsi nasi ayam lengkap dengan telur, dan baceman tahu aku tebus dengan Rp. 10.000,-. Karena aku anaknya doyan makan, makan 1 porsipun tidaklah cukup. Ada banyak sate dan makanan ringan pendamping nasi ayam yang sudah aku coba dan enak. Aneka sate dihargai Rp.4.000,- per tusuk, makanan ringan Rp.3.000,-. Review nasi ayam bu pini menurutku itu nasinya pulen dan pas porsinya, aku pikir dikit tapi waktu dimakan pas, sayur pepaya muda yang pedas membuatku berkeringat, ayam yang diberikan dalam bentuk suwiran dan sedikit tapi untung aja enak mirip ayam opor, tahu bacemnya kemanisan untuk ukuran pemuda jawa timur yang suka masakan pedas. Untuk rasa satenya kemaren aku pilih sate usus, sate kulit, sate jantung, rasanya manis dan ada bumbu kuning khusus sate, rasa bumbu kuning mirip kuah opor tapi lebih kental dan cenderung manis. Keseluruhan enak dan cocok dengan harganya sehingga patut untuk dicoba kembali.
Nasi Ayam Bu Pini dan Sate Tusuk

1 porsi Nasi Ayam + Sate Jantung Ayam

Martabak Telur, Siomay Goreng (ENAK), Sate Usus

Hari pertama di Semarang ditutup dengan manis bercampur pedas oleh Nasi Ayam Bu Pini. Setelah makan nasi ayam, aku berpikir apakah rasa masakan Semarang mirip dengan Yogyakarta yang cenderung manis? Lets find out. Hari pertama memberikan kesan yang sangat baik, menandakan kota ini layak untuk di jelajah lebih jauh dan lebih lama.

Comments

Popular Posts